1 Mei 2020

Produk Untuk Mengatasi Rambut Rontok


Hallo girls, masih dikarantina? Iya sama. Semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan dan perlindungan dari Tuhan, semoga wabah covid-19 segera berakhir.  Ada yang ngerasa gak sih selama karantina makin malas buat perawat diri? Eitss, gak boleh malas dong. Walaupun dirumah aja harus tetep cantik dan sehat ya. Kali ini aku bakal ngasih sedikit tips perawatan pada rambut rontok, based on my experience yaa.. So, let’s start it…


Rambut adalah mahkota bagi setiap wanita, kesehatan rambut dan kulit kepala adalah bagian dari perawatan diri yang tidak boleh terlewatkan. Rambut yang sehat dan kulit kepala yang bersih menjadi dambaan tiap wanita pastinya. Namun, rambut dan kulit kepala mengalami banyak permasalahan seperti ketombe, rambut kering, dan rambut rontok. Nah, rambut rontok adalah salah satu permasalahan menahun bagi aku secara pribadi. Aku sudah nyoba berbagai macam produk buat ngurangin rambut rontok yang hampir bikin botak, tapi tetep aja nggak berhasil. Eh, beberapa bulan lalu aku nyoba beberapa produk and it works guys.

1. Agravell Argan Oil Shampo

Shampo Agravell Argan Oil ini  mengandung 100% Organic Argan Oil dari Argavéll, Aloe Vera & Olive Oil, Argan Oil SHAMPOO akan menutrisi rambut dengan kandungan vitamin E yang tinggi untuk melembapkan & menguatkan batang rambut; Penggunaan rutin akan mengembalikan lapisan pelindung alami pada rambut yang akan membuat rambut berkilau, lembut & tidak berminyak. Nah, Aku pakai sampo ini sejak tiga bulan lalu, aslii wangi banget, pakai sedikit aja udah banyak busanya. Biasanya aku diemin sekitar 5 menitan baru dibilas pakai air mengalir. Harga shampoo ini sekitar Rp 85.000 untuk isi 240 ml.

2. Crrante Ginseng Creambath

Produk ini juga juara, sebelum pakai varian yang ginseng aku pernah nyoba varian alpukat. Wanginya Ya Allah pengen nangis, enak banget. Tapi, karena aku butuhnya mencegah rambut rontoh jadi ku berpaling pada varian ginseng. Ternyata wanginya gak kalah harum, guys. Biasanya aku pakai ini satu pekan sekali. Aku pakai sekitar 15-20 menitan supaya dia bisa terserap dan bereaksi. Setelah itu dibilas pakai air mengalir, kalo aku lagi gak pelit aku shampoan lagi pakek argan oil, tapi kalo aku lagi pelit langsung bilas aja gak usah disampo lagi. hehe Crrante Ginseng Creambath ini hargany murce sangat shay, kemasan 500gr hanya Rp. 30.000 dan bisa dipakai sampai empat bulanan euuy.

3. Lucido Hair Vitamin Spray

Kalo produk ini aku baru nyoba sekitar sebulan lalu, aku pakainya bisanya setelah keramas saat rambut mulai mongering. Nah, karena pada dasarnya rambut aku ngembang, pas pakai produk ini tuh rambt jadi alus banget, gampang diatur dan nggak bikin lepek. Harganya jugak murce banget euyy, kemasan 200 ml kita bisa dapetin dengan harga Rp. 23.000. Kalian gampang banget dapetin produk ini, di Alfamart atau Indomaret juga ada.

4. Viva Hair Tonic Ginseng

Nah, ini produk yang favorite banget. Bukan hanya harganya yang sungguh bersahabat yaitu Rp. 85000 untuk kemasan 60 ml, tapi juga khasiatnya mantap djiwo. Aku pakai ini sejak empat bulan lalu, aku pakai setiap hari. Kalo kerajinan, bisa sehari dua kali, saat pagi-pagi abis mandi dan malam sebelum tidur. Cuman, kemasannya rada kurang praktis kalo menurut aku, riweuh harus nuang ditangan baru digosokin ke kulit rambut. Akhirnya, aku bikin lyfe hacks, hehehe dengan memindahkannya di botol spray bekas parfum. Alhasil, kekreatifitasan disaat seperti ini sungguh bermanfaat untuk diriku yang gak mau tangan pliket. hehe

5. Pantene Pro-V Conditioner Tanpa Bilas

Conditioner ini juga bikin aku sayang banget, praktis dan aplikasinya mudah. Pertama beli ini gegara kemakan iklannya Mbak Maudy Ayunda, eh pas dipakai enak banget. Wanginya tahan lama, dan bikin rambut lembut banget. Asli sebagus itu conditioner ini. Kalian harus coba deh, seketika rambut akan semudah diatur dan seberkilau seperti Anggun dan Maudy Ayunda…HAHA Marketing Pantene banget sih gue.

Nah itu tadi beberapa produk yang aku pakai untuk mengatasi permasalahan rambut rontok. Nggak semua produk bisa cocok dipakai tiap orang, aku juga ngerasain itu. Udah nyoba ribuan produk tapi masih belum cocok, Alhamdulillah sejak beberapa bulan lalu menemukan rangkaian produk diatas yang ternyata berhasil bekerja buat rambut aku dengan harga yang sungguh murce. Semoga, beberapa produk diatas juga bekerja dengan baik dirambut kalian ya girls. Semangat merawat rambut…

5 April 2020

#dirumahaja karena Korona, ini Tipsnya!!!



Sudah hari keberapa stay at home-nya? bosen? Sama, saya juga. Awal Maret 2020 virus korona resmi masuk Indonesia setelah dikonfirmasi langsung oleh Pemerintah Indonesia, sejak saat itu kebijakan social distancing mulai diberlakukan. Tepatnya sejak 15 Maret lalu saya sudah tidak bisa keluar bebas mbalyer-mbalyer keliling Jogja seperti biasanya. Sebagai seorang extrovert, awalnya tidak mudah untuk tetap tinggal dirumah. Namun, demi kebaikan kita bersama, saya manaati anjuran Pemerintah untuk tetap tinggal dirumah saja. Hingga tulisan ini terbit, saya masih menjalankan ritual rutin semenjak 20 hari lalu. Rebahan dan males-malesan adalah hal yang tidak terlepas dari kegiatan sehari-hari. Rebahan dan males-malesan adalah passion yang sesungguhnya, hehe. Tapi, karena terlalu sering melakukan dua kegitan tersebut membuat saya jadi males untuk rebahan dan males-malesan lagi. Alhasil, saya harus mencari kegiatan lain untuk membunuh waktu dan mengusir kebosanan yang semakin menghantui, seperti rindu padamu. Iya kamuu… Apaan siih… Oke, berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang bisa kalian lakukan saat dirumah aja….

1. Belajar Memasak

Iya, belajar masak adalah kegiatan yang tidak pernah absen dihari-hari saya belakangan ini. Mencoba resep-resep baru, bereksperimen dengan bumbu masakan, dan menemukan citarasa baru dari hasil olahan. Setidaknya selain belajar jadi chef (wekeke), belajar jadi Ibu Rumah Tangga yang baik. Hehehe Dulunya, hanya bisa memasak makanan basic seperti telur dadar, nasi goreng, mie goreng, air rebus dan tempe goreng. Sekarang, setidaknya bisa masak sayur lodeh, sambel goreng ati, lontong opor, olahan seafood dll. Udah siap kan jadi mantu ibukmu? Jadi, Corona berakhir siap ke Rumah? *Ehhh

2. Berjemur

Ritual pagi saat matahari mulai memancarkan sinarnya adalah berpanas-panas ria. Ada yang bilang berjemur yang paling baik diatas jam 10 supaya UV-nya bisa membunuh Virus Korona (CMIIW), tapi saya memilih untuk berjemur di jam 8-9 pagi. Selain sinarnya tidak terlalu menyengat kulit, setidaknya Vitamin D yang diserap lebih maksimal (Iyapoo?). Sebenernya males berjemur di jam-jam siang karena takut item (dasar orang Indonesia banget). Saya takut, nanti setelah badai ini berakhir saya berubah jadi Chef Hana Quinn. Selain pinter masak, punya kulit eksotis. Chef Farah Quinn nanti tersaingi… (Peace)

3. Melukis/Menggambar

Sejak sibuk kuliah, hobi saya yang satu ini jarang saya asah lagi. Tapi, semenjak punya waktu yang sangat selo akibat Korona akhirnya bisa ngelukis lagi. Melukis adalah salah satu media untuk menghilangkan stres bagi saya. Mencampur warna cat air dan cat akrilik lalu menuangkannya di kertas atau kanvas dengan gambar-gambar abstrak merupakan kesenangan tersendiri. Ya, walaupun lukisan saya gak ada apa-apanya dibanding Leonardo Da Vinci, setidaknya gak jelek-jelek amatlah kalo dipajang di dinding kamar. Minimal buat nakut-nakutin kecoa atau tikus. hehehe

4. Menulis

Tulisan yang sedang anda baca adalah satu buah dari perjuangan saya membunuh waktu karena sepi dan bosan. Curhat di blog, nulis hal-hal yang random, atau sekedar bikin tweet-tweet ngaco jadi pelepas gundah. Kadang kalau sempat, nulis hal-hal faedah dikit di tumblr, atau bikin puisi yang tidak pernah dipublikasikan. Kenapa? R.H.S Rahasia…hehe

5. Mengerjakan Tesis

Sebagai seorang Mahasiswa tingkat akhir, pasti tidak terlepas dari penelitian dan penulisan karya ilmiah. Nah, mengerjakan tesis juga menjadi pelampiasan saya untuk meninggalkan kebosanan, tapi tidak jarang saya tinggalkan tesis juga karena bosan. hehe Ini Pemerintah nggak ada kebijakan untuk menghapuskan Skripsi dan Tesis kayak menghapuskan UN apa ya? Dasar Hana, kerjakan Han, bukan ngeluh aja.

6. Baca Buku

Hayo ngaku berapa buku yang udah dibeli tapi belum sempet dibaca? Banyak. Iya, sama. Saat ini jadi waktu yang pas untuk menengoknya kembali, saatnya untuk menambah ilmu pengetahuan walau cuman dirumah aja. Jadi inget perkataan seorang teman, beli buku itu adalah suatu bentuk investasi ilmu di masa depan. Benar? Yap. Perpustakaan pada tutup semua kan? tapi akses e-library masih lancar jaya kan? Nah, kalian bisa tuh unduh e-book dari sana. Apalagi saat ini, perpustakaan Universitas Top Dunia lagi buka akses buat publik lohh. Manfaatin lah, jangan cuman gebetan aja yang dimanfaatin (Hayoolohh)….

                Itu tadi beberapa kegiatan yang saya lakukan selama dua puluh hari karantina di rumah aja. Walaupun di rumah aja, kita juga tetap harus produktif. Jangan cuman gegoleran (rebahan) dan males-malesan yaw. Manfaatin sebaik mungkin waktu yang ada. Berkumpul bersama keluarga selama ini kan jarang-jarang banget. Kalian bisa tuh ngobrol banyak hal yang belum sempat diobrolin bareng Ayah, Ibu, Adik dan Kakak. Atau, kalian bisa bikin project bareng keluarga, masak bareng contohnya.
                
Korona telah menyita hidup kita, waktu kita, kegiatan kita dan banyak hal lainnya. Tapi banyak yang bisa kita ambil hikmahnya. Bersyukur, salah satunya. Bersyukur kita masih diberikan kesabaran, kekuatan, dan kesehatan untuk melewati wabah ini. Korona mengajarkan kita untuk semakin peduli. Peduli pada bumi yang selama ini sudah kita dzolimi, peduli dengan orang sekitar, peduli pada kesehatan dan kebersihan. Semoga wabah ini segera berakhir, semoga semua bisa kembali pulih, semoga bisa beraktivitas seperti biasa tanpa ketakutan dan jarak yang memisahkan. Semoga kita segera bertemu dan melepas rindu…

Send thousand hugs dan loves to you, all.

22 November 2018

Menjadi Dewasa



Tentang mendewasa, apakah umur adalah patokan dari sebuah sikap yang disebut ‘dewasa’? Bagi saya, tidak. Umur bukanlah sebuah indikator yang pas untuk mengukur seseorang bisa dikatakan sudah berada ditahap dewasa. Banyak orang sekitar kita yang berada di umur yang matang tapi secara mental belum cocok untuk menyandang predikat dewasa. Lantas, apakah saja indikator kedewasaan seseorang?

Secara pribadi, saya melihat tingkat kedewasaan seseorang dari bagaimana ia menghadapai sebuah persoalan. Apakah Ia masih melihat dari satu sisi-nya saja, ataukah sudah bisa melihat dari berbagai sisi yang lain. Mereka yang belum bisa dibilang dewasa sering melihat suatu persoalan hanya dari apa yang dialaminya, kerugian yang didapatnya tanpa tabayyun atau mengkonfirmasi apakah pihak lain benar bersalah atau ternyata ia juga bagian dari pembuat masalah itu sendiri. Seseorang yang sudah bisa dikatakan dewasa akan bijak menanggapi masalah yang terjadi, Ia tidak akan gegabah memutuskan segala sesuatunya, bersikap tenang tanpa menyalahkan pihak lain seenaknya. Ia akan introspeksi pada dirinya, mengakui letak kesalahannya bila ia memang bersalah bukan menuduh dan mengumbar aib saudaranya.

Selain itu, tingkat kedewasaan juga bisa dilihat dari tutur kata seseorang, bagaimana ia bisa menempatkan kalimat-kalimat yang diutarakannya di waktu dan tempat yang tepat. Karena seperti kata pepatah “mulutmu harimaumu”. Lidah tidak bertulang tapi lebih tajam dari pedang. Banyak perdebatan dan kehancuran terjadi berawal dari lidah yang mengeluarkan kata-kata yang tidak berkenan. Kita boleh bercanda dengan sesama teman, tapi haruslah diingat jangan sampai kelewatan. Apa yang dianggap lucu oleh kita, kadang menyakitkan bagi orang lain. Jadi bijaklah dalam berkelakar, tidak semua topik layak untuk dijadikan candaan.

Dewasa berarti harus dapat mengontrol emosinya. Hari ini bukan saatnya bertengkar hanya demi hal-hal kecil apalagi sampai berujung ke pertengkaran fisik. Bukan lagi masanya pertengkaran diselesaikan dengan cara anak SD atau dengan cara premanisme. Masih banyak cara beradab untuk menyelesaikannya. Seseorang yang berjiwa besar pastinya akan memilih cara-cara berkelas tanpa harus terjadi pertumpahan darah. Mirisnya, dinegeri kita tercinta saat ini orang-orang yang mengaku dewasa tapi tidak tercermin dalam kepribadiannya. Alhasil, banyaknya persoalan tidak diselesaikan secara baik-baik. Ya, cekcok masalah kecil dibawa ke ranah publik, saling hujat di media sosial karena perbedaan pandangan, menebar hoax, dan masih banyak lagi.

Honestly, tulisan ini adalah sebuah renungan untuk kita semua. Untuk kita yang mengaku memiliki pandangan dewasa. Terutama untuk saya secara pribadi. Dalam masa transisi dari fase remaja menuju dewasa. Banyak hal yang harus dipelajari untuk benar-benar bisa bersikap dewasa dan bijak dalam menanggapi suatu peristiwa. Bagi saya tidak ada orang yang akan stabil di masa dewasanya, akan ada saat dimana ia kembali bersikap labil layaknya pada fase remaja dan anak-anak dulu. Namun, apakah itu akan bertahan selamanya? Tentu tidak. Yang bisa kita semua lakukan hanyalah mengontrol diri kita untuk tetap bersikap dan berprilaku sesuai dengan koridor yang berlaku, dan kembali lagi menjadi pribadi yang dewasa. Mari mendewasa bersama!!!

22 Juli 2018

Forum Indonesia (Menikah *ehh) Muda

FIM 20 Solo


Keluarga sejatinya adalah sebuah ikatan dari hubungan darah. Namun, definisi keluarga tidak sesempit itu, bagi saya keluarga adalah sekumpulan individu yang bersama-sama saling mendukung, berbagi, mengingatkan, dan saling menyayangi karena Allah. Pekan lalu, sebuah keluarga besar terbentuk. Berasal dari empat provinsi berbeda, kita bersama-sama ditempa dalam satu wadah yang istimewa. Belajar dari orang-orang hebat nan menginspirasi, bersatu mengikat tali silaturahim untuk kemajuan negeri.

Kita boleh beda, tapi nyatanya perbedaan yang menyatukan kita. Kita satu, satu visi misi untuk berjuang bersama. Pemuda-pemudi hebat yang siap jadi punggawa terbaik bangsa. Bergerak bersama untuk sebuah karya indah yang kelak bisa bermanfaat untuk ummat seluruh alam semesta. Aamiin…
FIM JOSS (JOGJA)
Kang Ahmad Heryawan berpesan, dua hal yang harus dibangun oleh seorang Pemimpin adalah “Membangun keshalehan individu juga membangun keshalehan sosial”, “Pemimpin besar, lahir dari ide atau pemikiran besar pula”.

Lantas, sudahkah kita menjadi sosok pribadi diatas? Mungkin belum, tapi kita harus tetap belajar dan terus belajar.

“Melihat masalah jadi peluang untuk menciptakan solusi” Ahmad Dzaky. Kita boleh gagal ribuan kali, tapi kegagalan itu yang membuat kita belajar untuk tetap teguh berdiri.

“Karena kita adalah impian-impian yang telah kita ucapkan, maka tanggung jawab kitalah untuk mewujudkannya” -Teh Heni Sri Sundari-.

“Baik untuk menjadi orang penting, tetapi penting untuk menjadi orang baik, dan baik untuk menjadi orang yang benar” –Teh Gina Rahmalia-.

FASIL KELOMPOK 2
Jangan berjalan sendiri, berat. Kita adalah saudara, tempat belajar dan berbagi. Bersama-sama melangkah untuk satu asa.

“Ingatlah, orang disamping kanan kiri depan belakangmu saat ini bisa jadi Ia adalah orang terdepan yang akan mendukung ide brilianmu” –Kang Coki Ishraqi-.

Kata Mang Ibrahim Imaduddin Islam, “membuat suatu project yang baik haruslah didasari dengan elemen SMART dari George T. Doran yaitu specific, measurable (terukur), achievable (dapat dicapai), relevant, dan time-based (tenggat waktu).”

Dan yang tepenting “Lurusin lagi niatnya” -Mbak Triana Rahmawati-.

Terakhir,ingatlah pesan Pak Sudirman Said, “ada empat hal yang harus dipegang teguh dalam kehidupan yaitu integritas, kompetensi, networking, dan terus belajar”.

“Jadilah pribadi yang unbelieveable, bukan hanya sekedar Basic. Berikan respon terbaik dalam menanggapi suatu kejadian”-Kang Harry Firmansyah-.

ADVENTURE JOURNEY
Sebagai alumni FIM, kita harus berpegang teguh dengan 7 pilar karakter dan 7 pilar kepemimpinan yang diajarkan Pak E’ dan Bunda. Dua orang hebat yang tak henti-hentinya menebar inspirasi dan keteladanan.
POWER RANGER BB.06
Kita adalah keluarga yang saat ini sedang bertumbuh bersama. Menapaki medan juangnya masing-masing untuk satu cita, Cinta untuk Indonesia. Kita dipertemukan bukanlah suatu kebetulan, melainkan ada alasan, bagian dari skenario terbaik dari Tuhan. Walau jarak membentang, tapi jiwa-jiwa kita telah mengakar dalam satu sanubari, satu rumah dalam Forum Indonesia Muda. Rasa rindu kadang melanda, tapi ingatlah ada doa-doa melangit sebagai penawarnya. Selamat menapaki jalan mimpi, wujudkanya dengan dedikasi tinggi dan ketulusan hati. Aku untuk Bangsaku !!!!

4 Maret 2018

Jangan Lupakan Kang Haneul, “Forgotten” : Sebuah Film Cerdas



            Korea Selatan, kiblat dunia Kpop dan dramanya yang mengagumkan. Namun, film layar lebarnyapun tidak kalah berkualitas dan sering kali menjadi Box Office. Secara pribadi, saya lebih senang menonton film di banding dengan drama produksi negeri Gingseng tersebut. Bukan saya tidak menyukai jalan ceritanya, namun saya bukan tipe-tipe yang suka menanti episode per minggunya. Nah, dari sekian film yang pernah saya tonton satu yang menggugah hati saya untuk menulis sedikit resensi-nya. “Forgotten” atau dalam bahasa Korea berjudul 기억의 Gieokui Bam (Night of Memory) yang dibintangi oleh aktor Kang Ha Neul dirilis pada November 2017. Film ini di sutradarai dan ditulis oleh Jang Hang Jun. Seorang sutradara kawakan yang juga pernah menyutradarai drama sukses Pinocchio. Berdurasi sekitar 109 menit, film bergenre Thiller/Mistery ini menyajikan alur yang tidak terduga dan begitu menegangkan.

            Awal cerita bermula saat Jin Seok diperankan oleh Kang Haneul sedang berada didalam mobil bersama dengan Hyeong Yoo Seok (Kim Moo –Yul), Ibu Na Young-Hee, dan Ayahnya Moon Sung Geun menuju kekediaman barunya. Jin Seok sangat mengagumi Hyeong-nya sebagai sosok kakak yang sangat sempurna dan serba bisa. Mereka hidup dalam keluarga yang harmonis tanpa masalah apapun. Namun, dirumah baru tersebut ada satu kamar yang tidak boleh dimasuki siapapun karena masih terdapat beberapa koper dari pemilik lama yang masih tertinggal. Jin Seok seringkali mendengar suara-suara aneh keluar dari kamar tersebut. Namun, tidak seorang pun yang percaya karena penyakit neurasthenia yang dideritanya. Hingga suatu malam ia benar-benar curiga, lalu hendak membuka kamar tersebut. Tetapi gagal karena ditenangkan oleh kakaknya. Jin Seok dan Yoo Seok pergi keluar menikmati suasana hujan didepan rumah. Namun, peristiwa tak terduga terjadi, dalam perjalanan pulang Hyeong diculik oleh segerombolan pria dan dimasukkan dalam mobil van.

Tidak ada informasi spesifik yang dapat membantu polisi untuk menemukan keberadaan Yoo Seok. Sampai pada hari ke sembilan belas, Yoo Seok kembali kerumah dengan keadaan baik. Tetapi, Jin Seok menemukan keanehan dalam diri Kakaknya. Saat malam tiba, Yoo Seok menyelinap pergi dari rumah menuju markas dikawasan kumuh. Ia menemukan bahwa Polisi yang menindaklanjuti kasus penculikan sebelumnya tampak berbincang dengan Yoo Seok dengan penuh rasa hormat. Semakin mencurigakan, Jin Seok melanjutkan investigasi namun ia tertangkap oleh dua pria dan pengejaran pun tak terelakkan. Ji Seok berhasil lolos dari mereka, namun seseorang tiba-tiba menyergap dari belakang. Ia bangun, dan telah berada di ranjang kamarnya seperti semula. Jin Soek semakin curiga karena kaki pincang Yoo Seok berubah menjadi sebelah kanan, padahal awalnya sebelah kiri. Ia meyakini Yoo Seok sekarang bukanlah Hyeongnya yang sesungguhnya. Jin Seok tidak sengaja mendengar percakapan Ibu dan Ayahnya ditelepon tentang cerita yang dikemukakannya siang tadi mengenai karakter Kakaknya yang berubah. Perbincangan keduanya tapi seakan-akan mengarah pada penyamaran yang akan segera terbongkar karena Jin Seok telah mencurigai gerak-gerik mereka. Jin Seok merasa telah dijebak dikeluarga buatan yang telah memanfaatkannya sehingga Ia memutuskan untuk kabur dari rumah besar penuh tanda tanya tersebut.

Film ini sedikit membingungkan penonton, apakah kejadian yang dialami oleh Jin Seok ini apakah hanya imajinasi ia belaka akibat penyakit yang dideritanya. Karena setiap peristiwa kejangalan yang dialaminya, selalu berakhir saat ia membuka mata di pagi hari. Penonton juga sulit untuk menebak kemanakah arah film ini nantinya. Forgotten, sebuah film cerdas menurut saya. Film yang menyajikan alur yang berbeda dari yang lainnya. Akhirnya bahkan tidak pernah disangka-sangka. Sutradara sangat handal dalam mengolah setiap kejadian sehingga membuat penonton selalu berdebar-debar saat menontonnya. Jangan lupakan bakat akting Haneul yang sangat ciamik. Ia sangat pandai membawakan karakter Ji Seok yang polos dengan penyakit mentalnya, sikap hangat seorang adik kepada kakaknya tiba-tiba berubah menjadi seorang yang putus asa sehingga rela menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya. Film ini juga memiliki alur dengan rentan waktu yang lama, yaitu sekitar 20 tahun. Sutradara pintar mengelabuhi penonton dengan usia Jin Seok yang sebenarnya serta mengaitkan dengan kejadia-kejadian yang tak terduga. Big applause deh. Begitupun Kim Moo Yul, Na Young-Hee, dan Moon Sung Geun dua karakter mereka perankan dengan baik dan sukses. Akting dalam akting begitu saya menyebutnya. Latar cerita keluarga selalu membuat saya tak pernah bosan untuk menyaksikannya.

Film genre Misteri/thriller seperti ini kerap menghadirkan perkelahian, pengejaran dan pembunuhan. Namun, saya pribadi menyayangkan setiap kejadian pengejaran dalam film ini memiliki akhir yang mirip. Tiga kali setidaknya Jin Seok dikejar-kejar, dua diantaranya memiliki latar, kejadian dan akhir yang sama. Selain itu, saya menyayangkan kenapa harus ada sosok wanita mengerikan yang mengejutkan saat Ji Seok sedang meringkuk ketakutan pada sepuluh menit awal film diputar. Selain nggak ada nyambungnya sama cerita selanjutnya, dan nggak dijelaskan siapa dia, saya pribadi menyesalkan kenapa harus ada scene ini. Tetapi, Sutradara sukses bikin saya berteriak kaget dan menghadirkan debar-debar ketakutan serta membuat saya menduga-duga kapan si embak bakalan muncul lagi dan apakah sebenarnya genre film ini, Horor atau Thriller kah?. Selain itu, saya sangat menyesalkan dengan akhir ceritanya. Saya pikir tidak semua keputus asa-an harus diselesaikan dengan kematian. Seperti kita ketahui bahwa tingkat kematian akibat bunuh diri di Korea Selatan cukup tinggi. Alangkah lebih baik bila ending film ini di buat sedemikian rupa agar membantu masyarakat Korea Selatan sadar jika semua masalah dan keputusasaan bukan diselesaikan dengan cara bunuh diri.

So far, apakah film ini bagus atau tidak? Apakah recommended untuk ditonton berapakah rate-nya menurut saya? Film ini layak dan sangat recommended. Bukan hanya ada Haneul ya, tapi memang film ini cerdas dan bagus banget buat ditonton. Kalau ditanya 1 sampai 10, aku bakal kasih nilai 8,5 buat film ini. Moral value-nya juga banyak. Salah satunya, jangan menghalalkan segala cara buat mendapatkan apa yang kita inginkan atau butuhkan. Pasti ada cara yang lebih baik dibandingkan harus mengorbankan orang lain. Tidak semua kebahagiaan dan kesenangan berasal dari harta, utuhnya keluaga juga adalah sumber kebahagiaan. Dan seperti yang saya sebutkan diparagraf sebelumnya bahwa jalan keluar dari putus asa bukanlah bunuh diri. Okay.
Sekian yaw, semoga bukan spoiler... :)

23 Februari 2018

Suplemen Mengerjakan Skripsi, Mau???

Halo, aku mau kasih sedikit tips nih buat temen-temen yang lagi berkutat sama Skripsinya. Langsung aja yuk, Check it Out :

1.      Luruskan Niat
Mengerjakan Skripsi harus diawali dengan niat yang tulus ya gaes. Niatnya jangan macem-macem. Niatin untuk ibadah kepada Allah. Karena Skripsi adalah bagian dari menuntut ilmu, dan menuntut ilmu hukumnya wajib. Jadi, sebelum memulai menuliskan kalimat-kalimat di Skripsi alangkah lebih baik bersihkan niat dan jangan lupa untuk membaca bismillah dilanjut sama doa sebelum belajar. Okeeeh.

2.      Fokus
Fokus, salah satu kunci suksesnya Skripsi. Sebagai mahasiswa tingkat akhir kadang sebagian dari kita masih disibukkan dengan kegiatan komunitas, organisasi, kerjaan ataupun urusan yang lain. Kita boleh kok multi fokus tapi tetep harus ngerti mana prioritas yang utama mana yang harus dikesampingkan terlebih dahulu supaya hasil yang didapatkan juga dapat maksimal. Bukan meninggalkan sepenuhnya, namun mengurangi intensitasnya.


3.      Jangan Males
Nah ini masalah yang paling sering menghantui para pejuang skripsi. MALAS, ya ampun sifat yang kerap menghambat semua aktivitas dan nggak ada obatnya ini memang biang kerok semua kegagalan. Sulit banget kadang ngelawannya. Eh, ditambah lagi si malas kerjasama sama nafsu (lah, malas kan anaknya nafsu). Kita kadang lebih seneng buka handphone buat eksis di media sosial ketimbang baca bahan buat skripsi, kadang lebih pilih tidur-tiduran seharian atau kongkow-kongkow unfaedah sampai larut malam. Yah, kita mah manusia biasa yang terlena dengan nafsu dunia. Eittss, jangan menyerah mari kalahkan si Malas. Gimana caranya? Kontrol diri sendiri adalah cara yang utama, sugestikan bahwa dirimu bisa melakukan sesuatu lebih dari apa yang kamu pikirkan. Hindari pikiran negatif, dan buka terus file skripsimu ya. At least, dipantengin dulu, dibaca ulang lagi barangkali inspirasi muncul seketika.


4.      Bikin Kerangka Skripsi, Pakai Post Note atau Apapun
Setelah membuat rencana arah skripsi jangan lupa untuk menuliskannya. Bikin kertas-kertas kecil atau post note kerangka per bab-nya terus tempelin didepan meja belajar. Misalnya di bab dua kamu mau bahas tentang A, tulis juga sub bab yang mendukung pembahasan itu. Tujuannya supaya planning kita terarah dan pembahasannya nggak melebar kemana-mana. Jadi, kita fokus membahas topik yang akan kita buat tanpa tercampuri oleh bahasan yang lain.

5.      Atur Waktu
Secara pribadi, aku bukan tipe orang yang mengerjakan Skripsi sampai begadang, terlebih memang aku nggak tahan tidur malam. Jadi, aku lebih memilih mengerjakan Skripsi selepas Sholat Shubuh sampai sekitar jam delapan pagi. Tiap hari aku coba untuk membuka laptop. Walaupun cuma baca setidaknya tidak merasa berdosa jika satu hari tidak mengerjakan skripsi. Terus abis baca, kadang belum dapet inspirasi. Buka internet bukan untuk baca referensi, tapi buat YouTube-an..WKWKWK…Aku mah gituh, hiburan dikala Skripsi-an cuman ngeyutube. Setidaknya, luangkanlah beberapa menit dari 24 jam waktumu buat si manis Skripsweet. Kalian bisa ngikutin cara aku, ngerjainnya ba’da Shubuh. Biasanya kalau masih pagi otak masih fresh dan belum terkontaminasi macem-macem jadi inspirasi akan lebih cepat masuk…Eyakkk Atau kalian tipe Kalonger’s (re:kelelawar) yang akan lebih produktif saat orang-orang sedang tidur. Monggo, pilih yang mana, yang terpenting kamu selalu ada waktu untuk Skripsimu. Hehehe


6.      Buat Target
Targetan ini butuh banget buat memotivasi diri agar semangat mengerjakan skripsi. Aku selalu kasih target perbulan. Misalnya, akhir bulan Oktober Bab II harus beres, penelitian nggak boleh lebih dari sekian minggu, atau dibulan November target Bab IV selesai. Aku tipe orang yang berorientasi sama target dan harus sesuai. Sehingga, aku selalu menggebu-gebu untuk mengejarnya bahkan sampai titik darah penghabisan. Prinsip aku, “Selama masih bisa dikejar (diusahakan), akan tetap berlari sampai batas akhir pengejaran”. Haseek.. Setelah target didapat biasanya aku kasih reward ke diri aku sendiri. So, semangat ngejar target bukan hanya ngejar gebetan.


7.      Deketin Dosbing
Iyuups, setidaknya kita punya kedekatan sama Dosbing kita. Tempat kita berkeluh kesah sama masalah perskripsian, tempat kita berkonsultasi, dan tempat kita mendapatkan tanda Acc. Beliaulah yang paling bertanggung jawab dengan baik buruknya Skripsi kita selain kita sendiri tentunya. Sempatkan waktu untuk meminta arahan dari beliau dan saat bertemu beliau kamu harus bisa meyakinkan bahwa yang kamu tulis itu sudah sesuai dengan realita dan fakta yang ada, penjelasan kamu terperinci serta jangan ngebantah secara frontal didepan beliau sekalipun kamu benar. Buat bahasa yang sopan dan tahu kondisi beliau. Apalagi kalau dosbing kamu terkenal killer, kamu harus pinter-pinter cari mood terbaik beliau supaya lebih gampang dapet Acc dan nggak banyak diomelin. Hehehe


8.      Relax (Tau Kapan Istirahat, Jangan Forsir Diri)
Mahasiswa tingkat akhir yang semangatnya luar biasa kadang lupa waktu buat istirahat. Mengerjakan Skripsi berhari-hari tanpa tidur, lupa makan, memforsir diri. Hey, inget tubuh kamu juga butuh istirahat. Jangan sampai habis mengerjakan Skripsi langsung tumbang masuk Rumah Sakit. Nah, nanti yang repot siapa? Banyak euyy. Ingat waktu, ingat makan, ingat istirahat, ingat sholat, ingat ngaji. Hehehe
Dibawa santai tapi selesai, Selo tapi rampung, Bro…



9.      Tempel Kata-kata atau Foto Penyemangat
Trust me, it works…Bukan iklan L-Men yakkk. Honestly, beneran deh ini ngaruh banget ke pribadi aku. Kata-kata motivasi yang ada didepan meja belajar, dinding samping kasur, sampai kamar mandi adalah salah satu penyemangat dikala mengerjakan Skripsi. Contohnya, satu hari menunda skripsi satu hari pula menunda mimpi. Ingat, Skripsi itu mudah yang susah itu masuk surga. Teman-teman bisa tempel foto orang tua atau orang tersayang sebagai motivasi agar Skripsi cepat selesai sebagai suatu persembahan untuk mereka.



10.  Doa (Ayah Ibu)
Selain cara-cara diatas, satu terakhir ini tak kalah pentingnya, Doa. Setelah semua yang telah kita usahakan baiknya ditutup dengan doa. Terutama doa dari Ibuk dan Ayah kita. Jangan lupa untuk selalu meminta doa restu kepada mereka setiap kali mengajukan Bab, tiap kali seminar proposal maupun sidang pendadaran. Sungguh, doa orang tua terutama Ibu sangatlah mustajab. Jangan ragu untuk selalu meminta kebaikan kepada mereka, tapi jangan lupa buat mendoakan meraka juga ya. Siip…


Ya, itu tadi suplemen yang bisa temen-temen jadikan referensi saat mengerjakan Skripsi. Semoga dapat membantu ya. Semangat pejuang Skripsi…!!!!

5 Februari 2018

Skripsweet or Skripsh*t ???


        S.K.R.I.P.S.I….??? Tujuh huruf dalam satu kata yang sering menghantui Mahasiswa tingkat akhir. Salah satu jalan untuk terbebas dari teori perkuliahan yang didapat dan mengaplikasikannya dalam bentuk kalimat deskriptif. Skripsi, sebuah jembatan untuk memperoleh gelar keilmuan yang telah ditempuh selama tiga sampai empat tahun atau bahkan lebih semasa perkuliahan. Skripsi menurut KBBI adalah sebuah kata benda yang berarti karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya.

Sebenarnya, tidak semua kampus mewajibkan Mahasiswanya untuk membuat karya tulis ilmiah sebagai syarat akhir mendapatkan gelar akademiknya. Beberapa kampus ternama diluar negeri seperti Oxford tidak menerapkan Skripsi, tapi mereka memakai beberapa ujian yang berlangsung sekitar tiga mingguan. Itu yang aku tau sedikit dari Vlognya kakak cantik Maudi Ayunda. Kembali lagi ngomongin Skripsi ya. Dulu, waktu awal-awal masuk kuliah banyak dengar slentingan-slentingan dari Kating (re: kakak tingkat) tentang betapa menyiksa dan menyulitkannya si Skripsi ini. Sampai-sampai ada yang tumbang ditengah jalan. Melambaikan tangan ke kamera, “aku nyerah aja ah”. Tapi, dari banyak keluhan, ada juga yang menjalani Skripsi adem ayem aja. Iya, santai tapi dikerjain. Nah, mereka yang nyelow tapi keep doing ini yang aku jadiin panutan saat ngerjain Skripsi beberapa waktu lalu.

Menulis Skripsi bukan hal yang sulit tapi juga nggak gampang. Kadang banyak kerikil-kerikil atau tikungan-tikungan tajam didepan. Dari awal saja kadang harus kesandung duluan, contohnya judul skripsi yang sudah pernah dipakai sama kating, atau sama teman seangkatan. Udah yakin sama topik dan judul yang mau diangkat, eh malah harus ganti lagi. Khann bikin ngedown gimana gitu. Kadang juga ada kasus nggak nemu-nemu inspirasi mau angkat topik apa, atau kurang yakin sama judulnya terus akhirnya mentok, nggak dapet inspirasi. Ada juga yang udah yakin sama judulnya, eh dosbing (re: dosen pembimbing) nggak nerima suruh ganti lagi. Iya kalau langsung dapet, nah ini harus berkontemplasi, semedi berhari-hari berbulan-bulan –janganlah- buat nemuin judul baru. Kasus lain, udah bikin sampai proposal eh dosen penguji ngebantai pas seminar proposal, suruh ganti keseluruhan. Ahhh, greget krenyes-krenyes, kriyuk-kriyuk deh. Ada juga Dosbingnya yang sulit banget ditemuin, karena agenda keluar negeri, keluar kota, ngurus ini itu, lagi kuliah dan masih banyak kegiatan beliau-beliau tersayang. Hambatan bukan hanya datang dari faktor eksternal, tapi hambatan yang paling berat itu dateng dari diri kita sendiri. Bagaimana kita melawan sifat buruk yang terlanjur melekat, yaitu MALAS. Aku yakin ini salah satu problem terbesar mahasiswa tingkat akhir saat menyelesaikan karya ilmiahnya. Ya, fase naik tangga emang nggak mudah, berat (biar aku saja. Heleehh korban Dilan -_-‘) melangkah keatas memikul beban, belum lagi halangan dan rintangannya. Kan, mau jadi seseorang dengan kualitas lebih baik, jadi ujiannya juga harus lebih sulit.

Nah, aku bakal ceritain gimana proses ngerjain Skripsi based on my experience yaw. Jadi, sejak semester dua aku udah kepikiran mau ngambil topik apa pas Skripsi di semester tujuh nanti. Gils, lu baru semester dua udah mikirin skripsi aja dek?. Hal itu karena pada suatu pagi aku bertemu sama mbak-mbak dari UNDIP di Masjid Kampus yang mau penelitian sama dosen HI UMY. Beliau banyak cerita dan kasih wejangan buat aku si mahasiswa baru yang tidak tahu apa-apa ini. Sampai pada akhirnya kita ngobrolin masalah skripsi. Topik Skripsi beliau tentang paradiplomacy, dan salah satu pakarnya ternyata adalah dosen HI UMY, notabenenya adalah dosen favorit aku. Dari pertemuan singkat itulah, akhirnya inspirasi itu muncul dan bertahan. Di Semester 6, ada mata kuliah Seminar Hubungan Internasional. Mata kuliah ini isinya kayak Metodologi Penelitian Sosial dijurusan lain, cuman namanya aja lebih kerenan dikit (no offense J). Mata kuliah ini outputnya yaitu proposal skripsi sekitar 70% fix. Karena topik paradiplomacy masih mengisi satu ruang dihati dan otakku, maka aku putuskan untuk melanjutkannya lalu berfokus pada kerjasama Sister City antara Kota Bandung dan Seoul. Alhamdulillah, topik dan judul Skripsi pilihanku tunggal, nggak ada yang ngembarin. Mata kuliah selesai, 70% proposal skripsi juga selesai.

Semester 7 telah datang, sedangkan aku masih berada diujung utara negeri. Menunaikan kewajiban salah satu tridarma perguruan tinggi, yaitu mengabdi pada masyarakat, KKN atau bahasa kerennya Community Services. Skripsi apa kabarmu? Ah entahlah…Sampai pada pertengahan September aku telah kembali ke Jogja, siap untuk bertempur dengan skenario perskripsian. Disaat jurusan lain di kampus sudah bergelut dengan bimbingan, kita anak HI masih terombang ambing menanti kepastian pembagian Dosbing. Malahan, anak Fisipol kampus sebelah sudah penelitian, sedangkan aku dan teman-teman seperHI-an masih bertahan menunggu kabar dari jurusan. Nggak ngerti sih, kenapa bisa selama ini prosesnya. Padahal mereka nyuruh kita buat cepet-cepet lulus, tapi dosbing tidak kunjung diberikan. Ya, memang proses administrasi selalu memperumit. -_- Baru pada awal Oktober kepastian itu datang, nama-nama dosen pembimbing sudah keluar di KRS (Kartu Rencana Studi), dan Alhamdulillah dosen inceran kudapatkan, sesuai dengan topik dan kebutuhan aku, thanks God.

            Kehidupan perskripsian telah dimulai, kegabutan telah berakhir. Jujur, awal bikin skripsi stress level bertambah. Ada kegalauan menghampiri, apakah benar-benar judul ini akan berhasil, apakah datanya mencukupi, apakah judul ini worth it, dan banyak apakah-apakah lainnya. Kadang ngeliat judul teman yang keren-keren sempet ngerasa minder. Tapi, aku sudah memulai separuh perjalanan masa mau kembali kegaris awal lagi? Akhirnya, aku teruskan saja. Bab I sudah selesai, walaupun dihiasi oleh peluh dan air mata. Huhuhu, kekhawatiran jika proposal ditolak saat seminar bikin aku jadi was-was dan kadang tidur nggak nyenyak, sampai-sampai kebawa mimpi terus tiba-tiba skripsinya selesai pas buka mata. Akhirnya, aku seminar proposal pertengahan November. Senengnya pas seminar itu banyak masukan dari dosen penguji, malahan dikasih gambaran nanti di bab selanjutnya bakal bahas apa aja. Tak henti-hentinya syukur selalu dipanjatkan kepada Allah, dosbing dan dospeng semuanya kooperatif, selalu kasih saran yang membangun.

Akhir November aku berangkat penelitian ke Bandung, untungnya aku bersama teman yang topiknya sama jadi kita selalu kemana-mana berdua. Ngurus perizinan ke Kesbangbol DIY, Kesbangpol Ja-Bar, Kesbangpol Bandung, sampai akhirnya ke Kasub Kerjasama Pemkot Bandung tempat penelitian kita. Dari hati yang terdalam, aku sangat berterimakasih buat semua pihak di Bandung yang telah memperlancar perjalanan dan penelitian, Seriously, orang Bandung nggak Cuma cakep sama cantik doang tapi mereka baikkk bangett. Selama penelitian aku nyambi nyelesein Bab II sama Bab III, yang Alhamdulillah datanya bisa didapetin di Kantor dan website resmi pemkot Bandung. Tapi, Bab III yang membahas tentang Seoul itu source-nya sedikit sekali. Alhasil aku harus menelusuri website pemkot Seoul dengan bahasa Hangeul dan buku-buku yang harus diterjemahkan ke Inggris dulu, lalu ke Indonesia. Riweuh sih, tapi ya mau gimana lagi satu-satunya jalan ya harus dilewatin walau banyak duri yang menghadang.

“Tidak ada yang lebih tabah, di banding Mahasiwa tingkat akhir saat Skripsi”

Kabar berhembus, batas akhir pendaftaran Sidang Skripsi tanggal 12 Desember. Perasaan campur aduk apakah bisa kamu menyelesaikan target awalmu Na, atau haruskah kamu mundur untuk Yudisium dibulan Mei tahun depan? Bab II dan Bab III sudah selesai, tapi saat menyelesaikan Bab IV, data-data kurang mencukupi. Masih banyak yang harus dibahas, sedangkan aku mentok dihalaman ke lima Bab IV. Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung menghubungi pegawai Kasub Kerjasama Pemkot Bandung untuk mengulik serangkaian informasi pelengkap via WA. Walaupun secara informal beliau selalu menanggapi semua pertanyaan yang aku ajukan dan menjawab sebagaimana aku butuhkan. Sungguh, semoga kebaikan selalu dilimpahkan atas beliau. Aamiin.

Senin 11 Desember bersama teman seperjuangan aku ajukan bab iv sampai lampiran. Tidak mudah, kami butuh bolak-balik untuk memperbaiki dan merapikan dari halaman judul hingga lampiran. Hari itu kami hampir menyerah, kami tinggalkan bundelan skripsi diatas meja dosbing. Hanya doa yang bisa aku panjatkan, barangkali dihari terakhir besok ada keajaiban. Wallaa, pukul tujuh pagi handphone berdering, dosbing mengirim foto dua bundel Skripsi bertandatangan dan dertuliskan ACC Ujian Skripsi. Alhamdulillah, hanya sujud syukur yang terpikirkan saat itu. Betapa bahagianya, pengejaran ini hampir pada akhirnya. Terkadang doa yang kita panjatkan langsung diijabah oleh Allah SWT, dibayar tuntas saat itu juga tanpa ditunda. Dan aku telah membuktikannya. Sungguh maha besar Allah.

Ujian penentuan masih dipuncak penantian, menunggu untuk dituntaskan. FYI gaess, dari belibetnya urusan Skripsi justru lebih ribet urusan daftar mendaftar keadministrasian. Harus towaf kampus buat ngurus ini itu, persyaratan Toefl, slip pembayaran, foto, cetak skripsi, sertifikat dll sebagai tiket masuk ujian pendadaran. Setelah berhasil daftar ujian Skripsi, ademlah suasana hati, tinggal belajar mengontrol detak jantung yang deg-degannya tak tertahankan karena ujiannya empat hari kedepan. Sungguh secepat kilat, nggak tau lagi segala prosesnya dipercepat dan justru menuju hari H ujian segala urusan dipermudah. Begitupun saat ujian berlangsung segalanya dipermudah, baru juga jelasin bab I udah “cukup” langsung masukan dari dosen penguji. Lah, ini Sidang skripsi apa proposalan. Sebenarnya secara pribadi belum puas kalau nggak ngejelasin sampai akhir, tapi apalah daya dospeng sudah paham betul mengenai hasil di bab iv, ya sudahlah ini mungkin kemudahan dari Allah berkat doa-doa Ibu disepertiga malamnya. Orang-orang terbaik disekitar kehidupanku selalu mendukung dan memberi ruang untuk konsentrasi penuh menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih pada seluruh pihak yang telah terlibat di penulisan Skripsi hana. Lah, kok malah kayak halaman persembahan gini sih. Hehehe


Jika diliat lagi kisah hidup skripsian aku kayaknya gampang banget dan cepet banget. Aku juga baru sadar saat semua fase ini sudah berakhir. Mulai dari topik yang mudah, dosbing yang super duper nyaman dan baik banget, penelitian yang dipermudah, dosen penguji yang luar biasa baiknya dan masih banyak kemudahan-kemudahan lain. Aku jadi ingat setiap kali ada yang bertanya “Han, mau wisuda kapan?”, “Periode terdekat”, “Emang masih bisa?”, “InsyaAllah, selama masih bisa mengejar ya dikejar semampunya”. Taraaa…Semua prasangka, planning, perkataan positif dikabulkan oleh Allah yang Maha Baik. Jadi, intinya target boleh, usaha harus doa jangan lupa plus selalu kelilingi diri dengan aura yang positif. InsyaAllah, semua yang diusahakan akan sebanding dengan hasil yang didapatkan. Selalu semangat ngerjain Skripsi, jangan mau temenan sama yang namanya males, jujur itu sifat yang nempel lengket banget dan sulit dilepaskan bahkan sampai sekarang. Jangan sungkan buat ngechat dosbing duluan, SKSD aja, tapi masih dalam batas kesopanan loh ya…Semoga teman-teman yang sedang dalam masa skripsian dipermudah dan dilancarkan urusannya. . Jadikan Skripsimu semanis rasa ketika berjumpa dengan dia, Selamat bersripSweet riaa... :)