4 Maret 2018

Jangan Lupakan Kang Haneul, “Forgotten” : Sebuah Film Cerdas



            Korea Selatan, kiblat dunia Kpop dan dramanya yang mengagumkan. Namun, film layar lebarnyapun tidak kalah berkualitas dan sering kali menjadi Box Office. Secara pribadi, saya lebih senang menonton film di banding dengan drama produksi negeri Gingseng tersebut. Bukan saya tidak menyukai jalan ceritanya, namun saya bukan tipe-tipe yang suka menanti episode per minggunya. Nah, dari sekian film yang pernah saya tonton satu yang menggugah hati saya untuk menulis sedikit resensi-nya. “Forgotten” atau dalam bahasa Korea berjudul 기억의 Gieokui Bam (Night of Memory) yang dibintangi oleh aktor Kang Ha Neul dirilis pada November 2017. Film ini di sutradarai dan ditulis oleh Jang Hang Jun. Seorang sutradara kawakan yang juga pernah menyutradarai drama sukses Pinocchio. Berdurasi sekitar 109 menit, film bergenre Thiller/Mistery ini menyajikan alur yang tidak terduga dan begitu menegangkan.

            Awal cerita bermula saat Jin Seok diperankan oleh Kang Haneul sedang berada didalam mobil bersama dengan Hyeong Yoo Seok (Kim Moo –Yul), Ibu Na Young-Hee, dan Ayahnya Moon Sung Geun menuju kekediaman barunya. Jin Seok sangat mengagumi Hyeong-nya sebagai sosok kakak yang sangat sempurna dan serba bisa. Mereka hidup dalam keluarga yang harmonis tanpa masalah apapun. Namun, dirumah baru tersebut ada satu kamar yang tidak boleh dimasuki siapapun karena masih terdapat beberapa koper dari pemilik lama yang masih tertinggal. Jin Seok seringkali mendengar suara-suara aneh keluar dari kamar tersebut. Namun, tidak seorang pun yang percaya karena penyakit neurasthenia yang dideritanya. Hingga suatu malam ia benar-benar curiga, lalu hendak membuka kamar tersebut. Tetapi gagal karena ditenangkan oleh kakaknya. Jin Seok dan Yoo Seok pergi keluar menikmati suasana hujan didepan rumah. Namun, peristiwa tak terduga terjadi, dalam perjalanan pulang Hyeong diculik oleh segerombolan pria dan dimasukkan dalam mobil van.

Tidak ada informasi spesifik yang dapat membantu polisi untuk menemukan keberadaan Yoo Seok. Sampai pada hari ke sembilan belas, Yoo Seok kembali kerumah dengan keadaan baik. Tetapi, Jin Seok menemukan keanehan dalam diri Kakaknya. Saat malam tiba, Yoo Seok menyelinap pergi dari rumah menuju markas dikawasan kumuh. Ia menemukan bahwa Polisi yang menindaklanjuti kasus penculikan sebelumnya tampak berbincang dengan Yoo Seok dengan penuh rasa hormat. Semakin mencurigakan, Jin Seok melanjutkan investigasi namun ia tertangkap oleh dua pria dan pengejaran pun tak terelakkan. Ji Seok berhasil lolos dari mereka, namun seseorang tiba-tiba menyergap dari belakang. Ia bangun, dan telah berada di ranjang kamarnya seperti semula. Jin Soek semakin curiga karena kaki pincang Yoo Seok berubah menjadi sebelah kanan, padahal awalnya sebelah kiri. Ia meyakini Yoo Seok sekarang bukanlah Hyeongnya yang sesungguhnya. Jin Seok tidak sengaja mendengar percakapan Ibu dan Ayahnya ditelepon tentang cerita yang dikemukakannya siang tadi mengenai karakter Kakaknya yang berubah. Perbincangan keduanya tapi seakan-akan mengarah pada penyamaran yang akan segera terbongkar karena Jin Seok telah mencurigai gerak-gerik mereka. Jin Seok merasa telah dijebak dikeluarga buatan yang telah memanfaatkannya sehingga Ia memutuskan untuk kabur dari rumah besar penuh tanda tanya tersebut.

Film ini sedikit membingungkan penonton, apakah kejadian yang dialami oleh Jin Seok ini apakah hanya imajinasi ia belaka akibat penyakit yang dideritanya. Karena setiap peristiwa kejangalan yang dialaminya, selalu berakhir saat ia membuka mata di pagi hari. Penonton juga sulit untuk menebak kemanakah arah film ini nantinya. Forgotten, sebuah film cerdas menurut saya. Film yang menyajikan alur yang berbeda dari yang lainnya. Akhirnya bahkan tidak pernah disangka-sangka. Sutradara sangat handal dalam mengolah setiap kejadian sehingga membuat penonton selalu berdebar-debar saat menontonnya. Jangan lupakan bakat akting Haneul yang sangat ciamik. Ia sangat pandai membawakan karakter Ji Seok yang polos dengan penyakit mentalnya, sikap hangat seorang adik kepada kakaknya tiba-tiba berubah menjadi seorang yang putus asa sehingga rela menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya. Film ini juga memiliki alur dengan rentan waktu yang lama, yaitu sekitar 20 tahun. Sutradara pintar mengelabuhi penonton dengan usia Jin Seok yang sebenarnya serta mengaitkan dengan kejadia-kejadian yang tak terduga. Big applause deh. Begitupun Kim Moo Yul, Na Young-Hee, dan Moon Sung Geun dua karakter mereka perankan dengan baik dan sukses. Akting dalam akting begitu saya menyebutnya. Latar cerita keluarga selalu membuat saya tak pernah bosan untuk menyaksikannya.

Film genre Misteri/thriller seperti ini kerap menghadirkan perkelahian, pengejaran dan pembunuhan. Namun, saya pribadi menyayangkan setiap kejadian pengejaran dalam film ini memiliki akhir yang mirip. Tiga kali setidaknya Jin Seok dikejar-kejar, dua diantaranya memiliki latar, kejadian dan akhir yang sama. Selain itu, saya menyayangkan kenapa harus ada sosok wanita mengerikan yang mengejutkan saat Ji Seok sedang meringkuk ketakutan pada sepuluh menit awal film diputar. Selain nggak ada nyambungnya sama cerita selanjutnya, dan nggak dijelaskan siapa dia, saya pribadi menyesalkan kenapa harus ada scene ini. Tetapi, Sutradara sukses bikin saya berteriak kaget dan menghadirkan debar-debar ketakutan serta membuat saya menduga-duga kapan si embak bakalan muncul lagi dan apakah sebenarnya genre film ini, Horor atau Thriller kah?. Selain itu, saya sangat menyesalkan dengan akhir ceritanya. Saya pikir tidak semua keputus asa-an harus diselesaikan dengan kematian. Seperti kita ketahui bahwa tingkat kematian akibat bunuh diri di Korea Selatan cukup tinggi. Alangkah lebih baik bila ending film ini di buat sedemikian rupa agar membantu masyarakat Korea Selatan sadar jika semua masalah dan keputusasaan bukan diselesaikan dengan cara bunuh diri.

So far, apakah film ini bagus atau tidak? Apakah recommended untuk ditonton berapakah rate-nya menurut saya? Film ini layak dan sangat recommended. Bukan hanya ada Haneul ya, tapi memang film ini cerdas dan bagus banget buat ditonton. Kalau ditanya 1 sampai 10, aku bakal kasih nilai 8,5 buat film ini. Moral value-nya juga banyak. Salah satunya, jangan menghalalkan segala cara buat mendapatkan apa yang kita inginkan atau butuhkan. Pasti ada cara yang lebih baik dibandingkan harus mengorbankan orang lain. Tidak semua kebahagiaan dan kesenangan berasal dari harta, utuhnya keluaga juga adalah sumber kebahagiaan. Dan seperti yang saya sebutkan diparagraf sebelumnya bahwa jalan keluar dari putus asa bukanlah bunuh diri. Okay.
Sekian yaw, semoga bukan spoiler... :)