Korea Selatan,
kiblat dunia Kpop dan dramanya yang mengagumkan. Namun, film layar lebarnyapun
tidak kalah berkualitas dan sering kali menjadi Box Office. Secara pribadi,
saya lebih senang menonton film di banding dengan drama produksi negeri
Gingseng tersebut. Bukan saya tidak menyukai jalan ceritanya, namun saya bukan
tipe-tipe yang suka menanti episode per minggunya. Nah, dari sekian film yang
pernah saya tonton satu yang menggugah hati saya untuk menulis sedikit resensi-nya.
“Forgotten” atau dalam bahasa Korea berjudul 기억의 밤 Gieokui Bam (Night
of Memory) yang dibintangi oleh aktor Kang Ha Neul dirilis pada November
2017. Film ini di sutradarai dan ditulis oleh Jang Hang Jun. Seorang sutradara
kawakan yang juga pernah menyutradarai drama sukses Pinocchio. Berdurasi
sekitar 109 menit, film bergenre Thiller/Mistery ini menyajikan alur yang tidak
terduga dan begitu menegangkan.
Awal cerita bermula
saat Jin Seok diperankan oleh Kang Haneul sedang berada didalam mobil bersama
dengan Hyeong Yoo Seok (Kim Moo –Yul),
Ibu Na Young-Hee, dan Ayahnya Moon Sung Geun menuju kekediaman barunya. Jin
Seok sangat mengagumi Hyeong-nya
sebagai sosok kakak yang sangat sempurna dan serba bisa. Mereka hidup dalam
keluarga yang harmonis tanpa masalah apapun. Namun, dirumah baru tersebut ada
satu kamar yang tidak boleh dimasuki siapapun karena masih terdapat beberapa
koper dari pemilik lama yang masih tertinggal. Jin Seok seringkali mendengar
suara-suara aneh keluar dari kamar tersebut. Namun, tidak seorang pun yang
percaya karena penyakit neurasthenia
yang dideritanya. Hingga suatu malam ia benar-benar curiga, lalu hendak membuka
kamar tersebut. Tetapi gagal karena ditenangkan oleh kakaknya. Jin Seok dan Yoo
Seok pergi keluar menikmati suasana hujan didepan rumah. Namun, peristiwa tak
terduga terjadi, dalam perjalanan pulang Hyeong diculik oleh segerombolan pria
dan dimasukkan dalam mobil van.
Tidak
ada informasi spesifik yang dapat membantu polisi untuk menemukan keberadaan
Yoo Seok. Sampai pada hari ke sembilan belas, Yoo Seok kembali kerumah dengan
keadaan baik. Tetapi, Jin Seok menemukan keanehan dalam diri Kakaknya. Saat
malam tiba, Yoo Seok menyelinap pergi dari rumah menuju markas dikawasan kumuh.
Ia menemukan bahwa Polisi yang menindaklanjuti kasus penculikan sebelumnya tampak
berbincang dengan Yoo Seok dengan penuh rasa hormat. Semakin mencurigakan, Jin
Seok melanjutkan investigasi namun ia tertangkap oleh dua pria dan pengejaran
pun tak terelakkan. Ji Seok berhasil lolos dari mereka, namun seseorang
tiba-tiba menyergap dari belakang. Ia bangun, dan telah berada di ranjang
kamarnya seperti semula. Jin Soek semakin curiga karena kaki pincang Yoo Seok
berubah menjadi sebelah kanan, padahal awalnya sebelah kiri. Ia meyakini Yoo
Seok sekarang bukanlah Hyeongnya yang sesungguhnya. Jin Seok tidak sengaja
mendengar percakapan Ibu dan Ayahnya ditelepon tentang cerita yang
dikemukakannya siang tadi mengenai karakter Kakaknya yang berubah. Perbincangan
keduanya tapi seakan-akan mengarah pada penyamaran yang akan segera terbongkar
karena Jin Seok telah mencurigai gerak-gerik mereka. Jin Seok merasa telah
dijebak dikeluarga buatan yang telah memanfaatkannya sehingga Ia memutuskan
untuk kabur dari rumah besar penuh tanda tanya tersebut.
Film
ini sedikit membingungkan penonton, apakah kejadian yang dialami oleh Jin Seok
ini apakah hanya imajinasi ia belaka akibat penyakit yang dideritanya. Karena
setiap peristiwa kejangalan yang dialaminya, selalu berakhir saat ia membuka
mata di pagi hari. Penonton juga sulit untuk menebak kemanakah arah film ini
nantinya. Forgotten, sebuah film cerdas menurut saya. Film yang menyajikan alur
yang berbeda dari yang lainnya. Akhirnya bahkan tidak pernah disangka-sangka. Sutradara
sangat handal dalam mengolah setiap kejadian sehingga membuat penonton selalu
berdebar-debar saat menontonnya. Jangan lupakan bakat akting Haneul yang sangat
ciamik. Ia sangat pandai membawakan karakter Ji Seok yang polos dengan penyakit
mentalnya, sikap hangat seorang adik kepada kakaknya tiba-tiba berubah menjadi
seorang yang putus asa sehingga rela menghalalkan segala cara untuk memenuhi
kebutuhannya. Film ini juga memiliki alur dengan rentan waktu yang lama, yaitu
sekitar 20 tahun. Sutradara pintar mengelabuhi penonton dengan usia Jin Seok
yang sebenarnya serta mengaitkan dengan kejadia-kejadian yang tak terduga. Big applause deh. Begitupun Kim Moo Yul,
Na Young-Hee, dan Moon Sung Geun dua karakter mereka perankan dengan baik dan
sukses. Akting dalam akting begitu saya menyebutnya. Latar cerita keluarga
selalu membuat saya tak pernah bosan untuk menyaksikannya.
Film
genre Misteri/thriller seperti ini kerap menghadirkan perkelahian, pengejaran
dan pembunuhan. Namun, saya pribadi menyayangkan setiap kejadian pengejaran
dalam film ini memiliki akhir yang mirip. Tiga kali setidaknya Jin Seok
dikejar-kejar, dua diantaranya memiliki latar, kejadian dan akhir yang sama.
Selain itu, saya menyayangkan kenapa harus ada sosok wanita mengerikan yang
mengejutkan saat Ji Seok sedang meringkuk ketakutan pada sepuluh menit awal
film diputar. Selain nggak ada nyambungnya sama cerita selanjutnya, dan nggak
dijelaskan siapa dia, saya pribadi menyesalkan kenapa harus ada scene ini. Tetapi, Sutradara sukses bikin
saya berteriak kaget dan menghadirkan debar-debar ketakutan serta membuat saya
menduga-duga kapan si embak bakalan muncul lagi dan apakah sebenarnya genre
film ini, Horor atau Thriller kah?. Selain itu, saya sangat menyesalkan dengan
akhir ceritanya. Saya pikir tidak semua keputus asa-an harus diselesaikan
dengan kematian. Seperti kita ketahui bahwa tingkat kematian akibat bunuh diri
di Korea Selatan cukup tinggi. Alangkah lebih baik bila ending film ini di buat sedemikian rupa agar membantu masyarakat
Korea Selatan sadar jika semua masalah dan keputusasaan bukan diselesaikan
dengan cara bunuh diri.
So far,
apakah film ini bagus atau tidak? Apakah recommended
untuk ditonton berapakah rate-nya
menurut saya? Film ini layak dan sangat recommended.
Bukan hanya ada Haneul ya, tapi memang film ini cerdas dan bagus banget buat
ditonton. Kalau ditanya 1 sampai 10, aku bakal kasih nilai 8,5 buat film ini. Moral value-nya juga banyak. Salah
satunya, jangan menghalalkan segala cara buat mendapatkan apa yang kita
inginkan atau butuhkan. Pasti ada cara yang lebih baik dibandingkan harus
mengorbankan orang lain. Tidak semua kebahagiaan dan kesenangan berasal dari
harta, utuhnya keluaga juga adalah sumber kebahagiaan. Dan seperti yang saya
sebutkan diparagraf sebelumnya bahwa jalan keluar dari putus asa bukanlah bunuh
diri. Okay.
Sekian yaw, semoga bukan spoiler... :)